Rabu, 23 Februari 2011

-SKENARIO KEHIDUPAN-

Kisah Ini Berawal Dari Kita Diciptakan
Cerita Ini Bermula Sejak Kita Dilahirkan
Sebuah Perjalanan Panjang Kehidupan
Tuhan Menulisnya Kita Menjalankan

Aku Kebagian Satu Skenario Kehidupan
Entah Berapa Halaman Tebalnya
Tanpa Ku Tahu Apa Judul Pembukaan
Entah Berapa Esisode Didalamnya

Aku Tak Bisa Membaca Semuanya
Selain Siap Menjalani Tiap Halaman
Ada Beberapa Rahasia Yang Terjaga
Membuat Manis Harap Dan Impian

Aku Paling Suka Episode Cinta
Dimana Aku Senyum Dan Bahagia
Tak Mau Halaman Itu Berlalu
Malah Aku Ingin Tetap Terpaku

Tapi Katanya Roda Hidup Berputar
Jadi Aku Harus Rela Episode Itu Bubar
Sembari Kusimpan Sisa-Sisa Yang Ada
Supaya Kujadikan Catatan Hati Selanjutnya

Bahwa Episode Yang Sudah Berlalu
Yang Menelan Waktu dan Umurku
Sudah Pernah Memberikan Kesempatan
Tinggal Bagaimana Kita Memanfaatkan

Aku Tak Bisa Menyalahkan Siapa-Siapa
Meski Kadang Tak Bisa Berbuat Apa-Apa
Harus Kusesali Waktu Yang Jadi Sia-Sia
Tak Bisa Kutahan Episode Itu Lama-Lama

Intinya Bagaimana Melakukan Peran Terbaik
Perankan Posisi Dan Jabatan Dengan Menarik
Meski Kita Seakan Di Atas Panggung Sandiwara
Tapi Ada Hitungan Amal Untuk Sambungannya

Jika Sedang Jadi Kaya Mungkin Harus Memberi
Jika Sedang Jatuh Cinta Mungkin Harus Berbagi
Jika Sedang Jadi Miskin Mungkin Harus Diinsyafi
Ada Yang Dapat Peran Hanya Kaya Secara Materi

Jika Kita Mampu Berperan Dengan Baik
Ada Jaminan Kita Jadi Pemain Selanjutnya
Bukan Lagi Peran Melawan Buruk Dan Baik
Tapi Peran Kemenangan Selama-Lamanya

==========================================
Yohanes 15:9-17

“Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu. Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.

Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya sukacita-Ku ada di dalam kamu dan sukacitamu menjadi penuh. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabat-Ku jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku. Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Inilah perintah-Ku kepadamu: Kasihilah seorang akan yang lain.”

All blessings,

Anda disayang Tuhan?

*** SEMUA ORANG YANG DIPIMPIN ROH ALLAH, ADALAH ANAK ALLAH***

(Roma 8 : 14)

Tidak mudah menjadi anak Allah, dan sangat mudah menjadi anak Iblis?
Sangat sulit dipahami menjadi anak Allah, dan sangat mudah dimengerti menjadi anak Iblis.
Banyak larangan menjadi anak Allah, dan banyak sekali godaan menggiurkan menjadi anak Iblis.
......

Pilih mana saudara?

Kriteria anak Allah?

1. Hidup Kudus
Itu adalah harga mati, hidup kudus! Mengapa harus hidup kudus? karena Bapa kita kudus.
" Kuduslah kamu, karena Aku kudus" (1 Petrus 1:16)

" Setiap orang yang memandang perempuan serta menginginkannya, sudah berzinah dengan dia didalam hatinya" (Matius 5:28).

Hidup kudus memang tidak mudah, namun dengan kekudusan kita akan menikmati janji Allah yang begitu dahsyat dan ajaib. Dengan kekudusan Anda dan saya akan memiliki kuasa yang dahyat. Kuasa untuk mendakan orang sakit sembuh, mengusir roh iblis dalam nama Yesus, menjadikan suatu berhasil, dsb. Itu semua karena Roh Kudus berkenan pada orang yang kudus.

2. Berani diproses oleh Tuhan.
Hal ini juga tidak mudah, karena proses dari Tuhan kadang itu sakit, menderita..namun hasilnya jauh lebih baik dari apa yang kita pikirkan.
Seperti bongkahan tanah berlian yang snagat kotor dari gunung yang disaring kemudian dibakar dengan suhu yang sangat tinggi serta diproses sedemikian rupa dan akhirnya menghasilkan sekecil berlian yang berkilau dan tentu saja mahal harganya. Begitulah hidup kita, diproses Tuhan sedemikian rupa untuk menjadi anak yang unggul, berkualitas super.
Barang saja ada kualitasnya,mulai darim kualitas 1,2,3, super..apalagi hidup manusia lebih dari berang kualitas super sekalipun.
" Barang siapa Kukasihi, ia Kutegor dan Kuhajar; sebab itu relakanlah hatimu dan bertobatlah" (Wahyu 3:19)

3. Selalu mencari Bapanya.
Dikatakan anak adalah jika anak tersebut mencari bapanya. Bapa juga selalu mencari anaknya.
" Carilah dulu kerajaan Allah maka semuanya akan ditambahkan bagimu"
(Matius 6:33) .
Mau sukses berkelimpahan, berkat kemakmuran dll, carilah Tuhan Yesus, karena Dia yang Maha Kaya sanggup memberikan apapun yang kamu ingini bagi siapa yang berkenan di hadapaNya.

Siap menjadi Anak Allah?

Mengapa kita harus menjadi anak Allah?
1.Kita harus mendapatkan bagian dari Janji Allah
" Takutlah akan Tuhan, hai orang-orangNya yang kudus, sebab tidak berkekurangan orang yang takut akan Dia!" (Mazmur 34:10)
Tidak sekalipun Tuhan menginginkan saudara berkekurangan, semua akan dicukupkan bagimu agar nama Tuhan dipermuliakan.

2. Damai Sejahtera akan dicurahkan
" Tidak ada damai sejahtera bagi orang-orang fasik" (Yesaya 48:22)
Buat apa kaya tetapi keluarga berantakan
Buat apa mempunyai segalanya tetapi hati selalu gelisah
Buat apa memiliki dunia kalau tidak bisa menikmatinya dengan suka cita

3. Melindungi Anda dari Iblis
Iblis tugasnya adalah : Mencuri, Membunuh dan Membinasakan
Jangan tertipu oleh godaan Iblis yang seba Instan: kaya instan, sukses instan bisa-bisa makannya mie instan terus pada akhirnya. Iblis bisa memberikan apapun yang Anda mau tapi ingatlah Iblis bukan sumber berkat jadi pada akhirnya apa yang diterima dari Iblis harus dikembalikan dengan penebusan ayng justru membuat manusia tidak berdaya sama sekali. Itulah janji Iblis: Enak didepan, mati belakangan (NARKOBA).

Janji Tuhan : Kelimpahan yang KEKAL.
" Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinaskan, aku datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyai dalam segala kelimpahan" (Yohanes 10:10)

Kesimpulan :
Berhati-hatilah dan berjaga-jagalah terhadap segala tipuan dari Iblis, karena anak dari Iblis adalah penghuni Neraka dan api yang kekal, dan Dengan menjadi anak Allah, maka rumah yang kekal akan disiapkan Anda dan saya di Surga yang indah.

Buat keputusan sekarang! Terima Yesus sebagai Juru selamat yang sanggup menyelamatkan Anda dan Saya.
" Tak berkesudahan kasih setia Tuha, tak habis-habisNya, rahmatnya baru setiap pagi; besar kesetiaanMu ! "
(Ratapan 3 : 22-23)

***********************************************************************************************
Hubungi kami segera bagi Saudara atau Keluarga saudara yang belum Yesus sebagai Juru Selamat. Kami akan membantu Saudara. Satu orang percaya Tuhan seluruh anggota keluarga diselamatan.
Tidak ada kata terlambat. Tidak ada dosa sebesar apapun yang tidak diampuni Tuhan jika Anda datang kepadaNya.
Kerajaan Allah sudah teramat sangat dekat, segera terima keselamatan dan janjiNya sekarang juga.
Yang sakit akan disembuhkan, yang miskin akan diperkaya, yang berbeban berat akan dipulihkan.

Siap menjadi berkat dan diberkati?

20 Hal Untuk Menjadi Pemenang

Kali ini kita akan memahami dari ayat-ayat Firman Tuhan sedikitnya 20 hal yang bisa membuat langkahmu tetap untuk menjadi seorang pemenang!

1. Mengapa saya berkata "Saya tidak bisa" jika Alkitab mengatakan bahwa saya bisa melakukan segala sesuatu di dalam Dia yang memberi kekuatan kepada saya (Fil 4:13)?

2. Mengapa saya merasa kurang jika saya tahu bahwa Allah akan memenuhi segala keperluan saya menurut kekayaan dan kemuliaanNya dalam Kristus Yesus (Fil 4:19)?

3. Mengapa saya harus merasa takut jika Alkitab berkata... bahwa Tuhan tidak memberi saya roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih, ketertiban (2 Tim 1:7)?

4. Mengapa saya harus merasa kurang iman jika saya tahu bahwa Allah telah mengaruniakan kepada saya ukuran iman tertentu (Rom 12:3)?

5. Mengapa saya menjadi lemah jika Alkitab berkata bahwa Allah adalah terang dan keselamatan saya dan bahwa saya akan tetap kuat dan akan bertindak (Maz 27:1, Dan 11:32)?

6. Mengapa saya harus membiarkan iblis menang atas hidup saya jika Roh yang ada di dalam saya lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia (1 Yoh 4:4)?

7. Mengapa saya harus pasrah kalah jika Alkitab berkata bahwa Allah dalam Kristus selalu membawa kita di jalan kemenanganNya (2 Kor 2:14)?

8. Mengapa saya harus kekurangan hikmat jika Kristus sendiri telah menjadi hikmat bagi saya dan Allah akan memberi hikmat jika saya minta padaNya (1 Kor 1:30; Yak 1:5)?

9. Mengapa saya harus depresi jika saya dapat mengingat bahwa saya dapat berharap pada Allah yang kasih setiaNya tidak habis-habisNya setiap pagi (Rat 3:21-23)?

10. Mengapa saya harus kuatir, resah, dan rewel jika saya dapat menyerahkan segala kekuatiran saya pada Tuhan yang memelihara saya (1 Pet 5:7)?

11. Mengapa saya harus selalu hidup dalam beban jika saya tahu bahwa di mana ada Roh Allah, ada kemerdekaan, dan Kristus telah memerdekakan kita (2 Kor 3:17; Gal 5:1) ?

12. Mengapa saya harus merasa terhukum jika Alkitab berkata bahwa saya tidak ada lagi di bawah penghukuman sebab saya di dalam Kristus (Rom 8:1) ?

13. Mengapa saya harus merasa sendirian jika Yesus berkata Ia akan selalu menyertai saya, tidak akan membiarkan dan tak akan meninggalkan saya (Mat 28:20; Ibr 13:5)?

14. Mengapa saya harus merasa terkutuk atau merasa saya menjadi korban nasib sial jika Alkitab berkata bahwa Kristus telah menebus kita dari kutuk hukum taurat sehingga oleh iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu (Gal 3:13-14) ?

15. Mengapa saya harus merasa tidak puas dalam hidup ini jika saya,seperti Paulus, bisa belajar untuk menjadi puas dalam segala keadaan (Fil 4:11) ?

16. Mengapa saya harus merasa tidak layak jika Kristus telah dibuat menjadi dosa karena kita, supaya di dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah (2 Kor 5:21) ?

17. Mengapa saya merasa takut disiksa orang jika saya tahu bahwa jika Allah di pihak saya tidak ada yang akan melawan saya (Rom 8:31) ?

18. Mengapa saya harus bingung jika Allah adalah Raja Damai dan Ia memberi saya pengetahuan melalui RohNya yang diam di dalam kita (1 Kor 14:33;2:12)

19. Mengapa saya harus terus-menerus gagal dan jatuh jika Alkitab berkata bahwa sebagai anak Allah saya lebih daripada orang-orang yang menang dalam segala hal, oleh Dia yang telah mengasihi saya (Rom 8:37)?

20. Mengapa saya harus membiarkan tekanan hidup mengganggu saya jika saya dapat punya keberanian karena tahu Tuhan Yesus telah menang atas dunia dan penderitaan (Yoh 16:33)? " Diamlah dan ketahuilah, bahwa Akulah Allah ! " (Mazmur 46:11a)

LEBIH BAIK .....

Lebih baik berlindung pada TUHAN
dari pada percaya kepada manusia.

(MAZMUR.118:8)


Ayat di atas memang istimewa, bagaimana tidak ? coba telusuri fakta ini

* Mazmur 118 adalah pasal yang berada pada posisi paling tengah dalam seluruh Alkitab. Sebelum dan sesudahnya terdapat masing-masing 594 pasal.


* Mazmur 118 ini di apit oleh Mazmur 117 dan Mazmur 119. Dan tahukah anda, Mazmur 117 adalah pasal terpendek dalam seluruh Alkitab, sedangkan Mazmur 119 adalah pasal terpanjang dalam seluruh Alkitab.


* Apabila seluruh pasal di jumlahkan, keculai Mazmur 118, maka akan ditemukan jumlah 1188 pasal.


* 1188 atau Mazmur 118:8 adalah ayat yang tepat berada di tengah-tengah Alkitab (Alkitab versi KJV)

Nah… sudah sepantasnya jika ayat yang berada pada posisi istimewa juga mengandung pesan yang istimewa juga. Bukankah sikap hidup yang lebih mempercayakan diri kepada Allah daripada kepada manusia merupakan thema utama Alkitab ? Luar biasa…..

Alkitab juga mencatat pesan-pesan menarik terkait dengan prioritas hidup. Banyak orang berpikir bahwa prioritas hidup terkait dengan “3 Ta” , yaitu Harta, Tahta dan Wanita/pasangan hidup. Benarkah demikian ? Ada banyak bagian Alkitab yang mengajarkan kebijakan, kebajikan dan prioritas hidup. Sebagai contoh, mari renungkan beberapa kutipan hikmat dari satu kitab saja, yaitu Kitab Amsal, dan tentukan sikap dan prioritasmu !


HIKMAT AMSAL

Lebih baik menjadi orang kecil, tetapi bekerja untuk diri sendiri, dari pada berlagak orang besar, tetapi kekurangan makan. (Amsal 12:9)


Lebih baik sedikit barang dengan disertai takut akan TUHAN dari pada banyak harta dengan disertai kecemasan. (Amsal 15:16)


Lebih baik sepiring sayur dengan kasih dari pada lembu tambun dengan kebencian. (Amsal 15:17)


Lebih baik penghasilan sedikit disertai kebenaran, dari pada penghasilan banyak tanpa keadilan. (Amsal 16:8)


Lebih baik merendahkan diri dengan orang yang rendah hati dari pada membagi rampasan dengan orang congkak. (Amsal 16:19)


Lebih baik sekerat roti yang kering disertai dengan ketenteraman, dari pada makanan daging serumah disertai dengan perbantahan. (Amsal 17:1)


Lebih baik berjumpa dengan beruang betina yang kehilangan anak, dari pada dengan orang bebal dengan kebodohannya. (Amsal 17:12)


Lebih baik seorang miskin yang bersih kelakuannya dari pada seorang yang serong bibirnya lagi bebal. (Amsal 19:1)


Lebih baik orang miskin dari pada seorang pembohong.(karena Sifat yang diinginkan pada seseorang ialah kesetiaannya) (Amsal 19:22)


Lebih baik tinggal pada sudut sotoh rumah dari pada diam serumah dengan perempuan yang suka bertengkar. (Amsal 21:9 ; Amsal 25:24)


Lebih baik tinggal di padang gurun dari pada tinggal dengan perempuan yang suka bertengkar dan pemarah. (Amsal 21:19)


Nama baik lebih berharga dari pada kekayaan besar, dikasihi orang Lebih baik dari pada perak dan emas. (Amsal 22:1)


Lebih baik teguran yang nyata-nyata dari pada kasih yang tersembunyi. (Amsal 27:5)


Lebih baik tetangga yang dekat dari pada saudara yang jauh. (Amsal 27:10)


Lebih baik orang miskin yang bersih kelakuannya dari pada orang yang berliku-liku jalannya, sekalipun ia kaya. (Amsal 28:6)

RAHASIA SUKACITA

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus. Flp. 4:7.


Ada sebuah kisah kuno dari Tiongkok:

Ada seorang petani tua yang memiliki seekor kuda yang digunakan untuk mengolah ladangnya. Suatu hari kuda tersebut melarikan diri di bukit-bukit dan ketika para tetangganya mendengar berita itu, mereka bersimpati kepada orang tua atas nasib buruknya. Namun jawab si petani itu, "Nasib buruk? Nasib baik? Siapa yang tahu?"

Seminggu kemudian, kuda itu kembali dengan membawa kawanan kuda liar dari pegunungan dan kali ini para tetangga mengucapkan selamat kepada petani tua akan keberuntungannya. "Nasib baik? Nasib buruk? Siapa yang tahu?" kata si petani tua itu.

Kemudian, ketika anak si petani tua itu berusaha menjinakkan salah satu kuda liar, ia terjatuh dari punggung kuda itu dan kakinya patah. Semua tetangganya kembali setuju bahwa ini adalah sebuah keberuntungan yang sangat buruk. Petani itu menjawab, "Nasib buruk? Nasib baik? Siapa yang tahu?"

Beberapa minggu kemudian, tentara dari pemerintah masuk ke desa-desa dan memaksa setiap pemuda yang berbadan sehat untuk pergi berperang dalam perang yang berdarah. Ketika mereka melihat bahwa anak petani tua ini mengalami patah kaki, mereka tidak memilihinya. Beberapa minggu setelah peperangan, ada berita bahwa banyak anak-anak dari tetangga si petani tua itu berguguran di medan perang. Semua penduduk desa itu bersedih hati dan berkata kepada si petani tua itu sangat beruntung bahwa anaknya tidak ikut dalam perang. Petani tua itu kembali menjawab, "Nasib baik? Nasib buruk? Siapa yang tahu?"


THINGS TO LEARN:

Kejadian dalam kehidupan kita ini mirip kisah di atas. Kadang sepertinya segala sesuatu berjalan lancar sebagaimana mestinya, namun di lain waktu, segala sesuatu berjalan di dalam situasi yang buruk. Nah, pertanyaannya apakah kita membiarkan perasaan 'up and down' karena keadaan semacam itu mendikte kehidupan dan cara pandang kita terhadap kehidupan ini? Apakah ketika segala sesuatu berjalan dengan baik, lalu perasaan kita menjadi sukacita dan berpikir Immanuel - Tuhan beserta kita? Tapi jika sebaliknya, ketika kita sedang dalam situasi yang buruk, lalu perasaan kita menjadi patah semangat dan berpikir bahwa Tuhan meninggalkan kita?

Lagi-lagi kita belajar dari rasul Paulus di dalam Filipi 4. Rasul Paulus telah belajar untuk bersukacita (ay. 4 - Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah!), bahkan dia mengalami damai sejahtera dalam semua keadaan (ay. 7). Rasul Paulus bersukacita ketika hal-hal baik terjadi dalam hidupnya, namun dia pun bersukacita ketika hal-hal buruk itu terjadi - ingat, waktu dia menulis surat kepada jemaat di Filipi, mereka sedang terancam aniaya dan dia sedang di dalam penjara. Sepertinya anjuran nats di atas tidak realistis dan mustahil untuk dilakukan, tetapi perintah ini dianjurkan (ay. 4) oleh rasul Paulus, saat dia mengalami penderitaan!

Mengapa rasul Paulus bisa mengalami kebahagiaan dan sukacita yang luar biasa? Karena rasul Paulus mempunyai damai sejahtera dari TUHAN, yang melampaui segala akal, di dalam Kristus Yesus. Sukacitanya tidak tergantung pada situasi baik maupun buruk, sukacitanya tidak tergantung pada peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Tapi sukacita yang keluar dari hati, jiwa dan pikiran yang telah dipenuhi damai sejahtera TUHAN Yesus Kristus.

Persoalan hidup bisa saja membebani kita secara fisik, emosi dan rohani, namun saat kita belajar mempercayai TUHAN, maka kita dapat memiliki kedamaian yang tidak hanya melampaui segala pemahaman, tetapi juga mengatasi kecemasan kita, karena TUHAN telah membuat hati, jiwa dan pikiran kita menjadi tenang. Sehingga kita dapat berkata, bahwa segala sesuatu TUHAN turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia ( Roma 8:28 ). - Nah, pertanyaan terakhir, apakah kita sekarang telah memiliki damai sejahtera dari TUHAN YESUS KRISTUS, seperti rasul Paulus?



WISDOM WORDS:

"Di dalam Alkitab tidak pernah dituliskan, bahwa sukacita itu tergantung pada situasi dan peristiwa."

"Situasi di mana Anda hidup tidak harus hidup dalam Anda."

TUHAN MENGENAL KITA DARI NAMA

Shakespeare mengatakan "apalah arti sebuah nama", namun bagi Tuhan sangatlah besar arti sebuah nama. ini dibuktikan dalam Alkitab, dimana sangat banyak keterlibatan Tuhan memberikan nama bagi manusia.. Nama Ishak, nama Yesus, nama Israel, ...dll. Nama Israel, Tuhan sendiri yang memberi nama tersebut kepada Yakub, ketika Yakub menang bergumul dengan Allah.

Setiap nama yang diebrikan Tuhan punya arti sendiri... Tuhan mengenal setiap manusia secara pribadi, pengenalan Tuhan ini melalui setiap nama manusia, walaupun di muka bumi ini banyak nama yang sama, tetapi Tuhan dapat membedakan dan mengenal pribadi manusia itu secara pribadi. Jauh berbeda dengan pandangan manusia, contohnya: kalau seorang dengan nama "Israel" (saya pakai nama saya sendiri yang lagi dihujat oleh banyak orang) berbuat suatu kejahatan, maka pandangan manusia akan berkata: semua yang bernama Israel dan berkaitan dengan Israel adalah sama jahatnya..


Manusia tidak dapat membedakan karena pikiran dan hati nuraninya sudah dipenuhi dengan kebencian dan pandangan yang salah: "menyamakan semuanya". Tetapi Tuhan sangat tahu letak perbedaannya dan Dia sangat mengenal peribadi lepas pribadi yang bernama sama (misalnya tadi: "Israel"). Saya yang bernama "Israel" berbeda dengan beberapa orang lain yang bernama "Israel" apalagi dengan bangsa Israel... Tuhan sangat mengenal dan memahami setiap orang yang bernama "Israel". Jadi ketika seorang yang bernama Israel jahat, bukan berarti semua orang yang bernama Israel jahat. itu hanya satu personal.. kalau kita punya pandangan seperti ini berarti kita mewarisi karakter dari Bapa di sorga.. karakter yang bijaksana... Setiap kita ini adalah pribadi yang spesial bagi Tuhan, setelah dia mengenal nama kita, Dia juga sangat hafal dengan suara kita, ketika kitaberseru pada Tuhan.. Tuhan tidak salah untuk memberikan jawaban bagi setiap pribadi yang sama namanya dan yang berseru padaNya, karena Dia sanggup membedakan suara dari beberapa orang dari nama yang sama..

Tuhan tidak pernah menyepelekan nama kita, tetapi Tuhan sangat suka dengan nama kita.. Tuhan memanggil kita dengan nama kita masing-masing, bukan dengan perkataan yang kotor, sebutan untuk binatang dan kasar (sebagaimana yang pernah saya dengar ketika seseorang memanggil orang lain dengan nama binatang dan makian)..

Kalau Tuhan memperlakukan kita seperti ini.. apa yang harus kita lakukan? Dalam 2 Timotius 2:19, Tetapi dasar yang diletakkan Allah itu teguh dan meterainya ialah: "Tuhan mengenal siapa kepunyaanNya" dan "setiap orang yang menyebut nama Tuhan hendaklah meninggalkan kejahatan" yang Tuhan kehendaki dari kita adalah hendaklah kita meninggalkan kejahatan.. Hargai namamu dan jangan buat namamu terkenal karena perbuatan jahat, dosa, dan kehinaan bagi nama Tuhan... Banggalah dengan namamu dan jadilah orang yang dapat dibanggakan oleh keluarga, terlebih Tuhan...

Hidup Ini Untuk Apa?

Apa tujuan hidup Anda? Cobalah sejenak memikirkan, merenungkan, dan menggumuli pertanyaan itu. Itu penting agar hidup kita tidak seperti layangan putus, terombang-ambing.


Tuhan menciptakan dan memberi kita hidup, tentunya tidak sekedar untuk mati. Pasti ada misi bagi kita. Ada dua misi, yaitu misi individual dan misi universal. Misi universal yang berlaku bagi semua orang percaya adalah menjadi garam dan terang dunia.

Garam dapat mencegah pembusukan daging dan memberi cita rasa pada makanan. Orang romawi dulu bahkan menganggap garam sebagai benda paling bersih dan jernih, karena berasal dari dua benda yang juga paling bersih dan jernih, yaitu matahari dan laut. Karena itu, garam selalu dihubungkan dengan kemurnian.

Adapun Terang memampukan kita untuk membedakan jalan yang benar dan salah. Terang juga dapat menjadi alat penyelamatan. Dan banyak lagi manfaat terang. Bahkan sesungguhnya, tapa terang dunia, tidak akan pernah ada kehidupan.

Itulah misi kita yang sesungguhnya, menjadi garam dan terang. Apakah orang-orang di sekitar kita betul-betul bersyukur dengan kehadiran kita? Pertanyaan ini baik menjadi bahan intropeksi kita, untuk menilai sejauh mana kita sudah mengemban misi kita.

Ada seorang yang sejak muda sangat gigih untuk mengejar keberhasilan. Dan betul, ia berhasil. Ia tidak saja menjadi orang sangat kaya, tapi juga pandai dan punya jabatan tinggi. Semua orang terkagum-kagum dengan kesuksesannya. Tetapi, ketika ia sudah tua dan pensiun, ia menengok kehidupan yang sudah ia jalani, dan merasa sangat hampa. “Semua itu seperti usaha menjaring angin,” katanya, “sia-sia di atas segala kesia-siaan.”

Kita semua pada dasarnya sedang menunggu giliran untuk bertemu dengan kematian. Hari ini si Polan, kemarin si Pulin, besok entah siapa lagi. Suatu saat akan tiba giliran kita. Entah kapan, tetapi pasti. Pertanyaannya, apa yang akan dikenang orang ketika kita tiada? Akankah kita hilang dan dilupakan?

Ada cerita tentang seorang pria yang mempunyai 4 istri. Suatu saat pria itu sakit parah, dan sudah hampir mati. Ia ingin istrinya menemani sampai pada kematiannya. Maka, dipanggillah istri ke empat, wanita yang cantik jelita dan seksi.

“Istriku, aku akan mati. Temani aku, sampai aku mati,” pintanya.

“Menemanimu sampai mati? Tidak, aku tidak mau,” jawab si istri sambil pergi tanpa menoleh lagi kepadanya.

Istri ketiga dipanggil, wanita dengan berpenampilan modis dan trendy. Permintaan yang sama dia ajukan.

“Apa? Menemanimu sampai mati?” sahutnya. “Tidak mau. Lebih baik aku menikah lagi.”

Istri kedua dipanggil, wanita berpenampilan biasa. Kepadanyalah sang suami sering meminta pendapat tentang berbagai hal.

“Istriku, tak lama lagi aku akan mati, aku ingin sekali kamu ikut denganku,” pinta si suami.

“Aku tidak bisa sekalipun aku mau,” jawab si istri. “Aku hanya bisa menemanimu sampai lubang kubur.”

Terakhir, Istri pertama, wanita sederhana. Permintaan yang sama diajukan padanya,

“Suamiku,” jawab sang istri. “Tidak usah khawatir. Tanpa kamu minta, aku akan menyertaimu selamanya, bahkan sampai pada kematianmu.”

Pada dasarnya, kita memiliki empat “istri”. Yang pertama, tubuh jasmani kita. Betapa pun baiknya kita menjaga dan merawatnya, tubuh jasmani akan meninggalkan kita, hilang tanpa bekas.

Yang kedua adalah kekayaan dan jabatan. Ketika meninggal, kita tidak akan membawanya serta, dan justru akan beralih ke orang lain.

Ketiga adalah teman-teman, kerabat dekat, dan keluarga kita; seberapa pun besarnya kasih sayang mereka kepada kita, mereka hanya bisa mengantar kita sampai ke lubang kubur, tidak lebih.

Yang keempat adalah iman dan karya kita selama hidup didunia, yang akan menyertai kita sampai mati.

Maka, benarlah kata pepatah, gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, sedang manusia mati meninggalkan karya; Karya untuk Tuhan dan sesama. Dengan menjadi garam dan terang dunia; kita dapat membuat dunia ini lebih baik.